12/10/2015

RANGKUMAN ILMU SOSIAL DASAR BAB 3

Bab 3
Individu, keluarga, dan Masyarakat

1. PERTUMBUHAN INDIVIDU

A. PENGERTIAN INDIVIDU

“Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan – kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia. Sifat dan fungsi orang-orang  disekitar kita adalah makhluk-makhluk yang agak berdiri sendiri, dalam berbagai hal bersama-sama satu sama lain,tetapi banyak hal pula perbedaanya. Sejenis tapi tak sama, makin tua semakin maju dan semakin banyak bermacam-macam tingkat peradabannya, terjadi bangsa dengan corak sifat dan tabiat beraneka macam.

Timbulnya deferensiasi bukan hanya melalui pembawaan, tetapi melalui kaitan dengan dunia yang telah mempunyai sejarah dengan peradabannya. Hal ini memberikan keuntungan rohani bagi individu seperti bahasa,agama, adat istiadat dan kebiasaan, paham-paham hukum, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Akan tetapi, betapapun besarnya pengaruh lingkungan sosial terhadap individu, manusia tetap mempunnyai watak dan sifat tertentu yang aktif ditengah-tengah sesama manusia lainnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.

Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku masa yang bersangkutan. Individu dalam bertingkah laku menurut pola pribadinya ada dua kemungkinan yaitu, menyimpang dari norma kolektif  kehilangan individualitas  atau takluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi masyarakat seperti adanya tokoh pahlawan atau pengacau. Mencari titik optimum antar dua pola tingkah laku (sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat) dalam situasi yang senantiasa, memberi konotasi “matang” atau “dawasa” dalam konteks sosial. Sebelum “baik” atau “tidak baik” pengaruh individu terhadap masyarakat adalah relatif.

B. PENGERTIAN PERTUMBUHAN

Walaupun terdapatnya perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa.

Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari paengalaman atau empiris luar melalui panca indera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexionis.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

a). Pendirian nativistik
Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
Para ahli dari golongan ini menunjukan berbagai kesempatan atau kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Tetapi hal ini akan menimbulkan keragu-raguan apakah kesamaanyang ada antara orang tua dan anaknya benar-benar disebabkan oleh pembawaan sejak lahir karena adanya fasilitas-fasilitas atau hal-hal lain yang dapat memberikan dorongan ke arah kemajuannya.

b). Pendirian Empiristik dan Environmentalistik
Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik. Para ahli berpendapat bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.

Jadi menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan. Pendirian semacam ini biasa disebut pendirian yang environmentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari faham empirisme.

Menurut faham ini di dalam pertumbuhan individu itu baik dasar maupun lingkungan kedua – duanya memegang peranan yang penting.

c). Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme   
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergensi dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.   

d). Tahap Pertumbuhan Individu berdasar psikologi
Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa fase sebagai berikut :

1. Masa vital, yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun
Pada masa vital ini individu menggunakan funsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued, tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatandan ketidaknikmatan.

2. Masa estetik, yaitu dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
Masa estetik disebut sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi panca indera. Dalam masa ini pula munculnya gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3 sampai 5 tahun.

3. Masa intelektual, dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi matang untuk dididik daripada masa-masa sebelum dan sesudahnya.

4. Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
Masa sosial atau remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat karena mempunyai sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya. Peranan manusia dewasa harus hidup dalam alam kultur dan harus dapat menempatkan dirinya, diantara nilai-nilai itu maka perlu mengenal dirinya sebagai pendukung maupun pelaksana nilai-nilai tersebut. Untuk itulah maka ia harus mengarahkan dirinya agar dapat menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru agar dapat menjadi pribadi dewasa.

2. Fungsi-Fungsi Keluarga
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.

Keluarga pada umumnya, diketahui terdiri dari seorang individu (suami) individu lainnya (istri) yang selalu berusaha menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama. Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan individu sebelum maupun sudah terjun langsung secara individual di masyarakat.

A. PENGERTIAN FUNGSI KELUARGA
Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan     yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pakerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.

B. MACAM – MACAM FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Biologis
---> Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan.

b. Fungsi Pemeliharaan
---> Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya terlindung dari gangguan udara, penyakit dan bahaya lainnya.

c. Fungsi Ekonomi
---> Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu, kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya dan kebutuhan tempat tinggal.

d. Fungsi Keagamaan
---> Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

e. Fungsi Sosial
---> Keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat.

3. INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
1.)Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin,”individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paking kecil dan terbatas.   

2.) Pengertian Keluarga
Ada beberapa pandangan mengenai keluarga. Menurut sigmund freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada libido seksualis. Dengan demikian keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri.

3.) Pengertian Masyarakat
Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.

Kemudian pendapat dari prof. M.M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.

Jelasnya : Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan menjadi :
Masyarakat sederhana, Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.

Masyarakat Maju, Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Dalam kelompok masyarakat maju, dapat dibedakan lagi menjadi : Kelompok Masyarakat Non Industri dan Industri.

Masyarakat non industri, Secara garis besar kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face to face group. Sifat interaksi bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi dan pembagian kerja diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional objektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan/keahlian tertentu, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.

Masyarakat industri,  contohnya tukang roti, tukang bubut, tukang sepatu, tukang las, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide - ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama.

4.) HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
A. Makna Individu
Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.

Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada yang lain.

Apabila kita mengamati sesuatu, maka kita bukan hanya melihat sesuatu dengan alat mata kita saja, melainkan juga seluruh minat, dan perhatian yang kita curahkan kepada objek yang kita amati itu. Minat dan perhatian ini sangat dipengaruhi oleh niat dan kebutuhan kita pada waktu itu. Dalam pengamatan suatu objek tersebut keseluruhan jiwa raga kita terlibat dalam proses pengamatan itu, dan tidak hanya indera mata saja.

Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi (individu) yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya.

B. Makna keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting didalam masyarakat.keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.

Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.

5 macam sifat terpenting:
a) Hubungan Suami-istri
b) Bentuk perkawinan dimana suami-istri itu diadakan dan dipelihara.
c) Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan.
d) Milik atau harga benda keluarga.
e) Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.                                      
C. Makna Masyarakat
Mengenai arti masyarakat ini, baiklah disini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya :

R. Linton : seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat menorganisaikan dirinya berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
M.J Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
J.L. Gilin dan J.P. Gilin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi,sikap dan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan yang lebih kecil.
S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain. Kalau kita mengikuti definisi linton, maka masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama dalam waktu lama.

Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a) Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
b) Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu.
c) Adanya aturan- aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.

Kurang lebih 81,2 %  dari wilayah Indonesia bertempat tinggal di desa. Desa adalah suatu hasil perpaduan  antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Unsur-unsur desa:

a) Daerah
b) Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk setempat.
c) Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi, menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa (rural society).

Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan masyarakat desa:
a) Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu bentuk adaptasi kepada penduduk.
b) Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
c) Faktor bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir dan sebagainya yang harus dihadapi dan dialami bersama.

Jadi, persamaan nasib dan pengalaman menimbulkanhubungan sosial yang lebih akrab. Fungsi desa:
a) Sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok ke kota.
b) Sebagai lumbang bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya, jika dilihat dari sudut potensi ekonomi.
c) Dari segi kegiatan kerja, berfungsi sebagai desa agraris, manufaktur, industri, dan desa nelayan.

Masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Homogenitas Sosial, adalah terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen.
b) Hubungan Primer, dimana hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
c) Kontrol Sosial yang Ketat, dimana hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakatnya saling mengetahui masalahyang dihadapi anggota lainnya.
d) Gotong Royong, dimana semua masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong royong, baik dalam arti gotong royong murni maupun gotong royong timbal balik.
e) Ikatan Sosial, dimana setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat.
f) Magis Religius, dimana kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam.
g) Pola Kehidupan, dimana masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.

5. URBANISASI DAN URBANISME
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. 

Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu:
a) Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota
b) Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa (pada umumnya disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota).

Sehubungan dengan prose tersebut di atas, maka ada beberapa sebab yang mengakibatkan suatu daerah tempat tinggal mempunyai penduduk yang baik. Artinya adalah, sebab suatu daerah mempunyai daya tarik sedemikian rupa, sehingga orang-orang pendatang semakin banyak. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebab-sebabnya adalah sebagai berikut:
1) Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibukota
2)Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk usaha-usaha perdagangan/ perniagaan, seperti misalnya sebuah kota pelabuhan atau sebuah kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan-bahan mentah.
3)Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa.
Rangkuman Bab 3
Individu, keluarga, dan Masyarakat

1. PERTUMBUHAN INDIVIDU
A. PENGERTIAN INDIVIDU
            “Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan – kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia. Sifat dan fungsi orang-orang  disekitar kita adalah makhluk-makhluk yang agak berdiri sendiri, dalam berbagai hal bersama-sama satu sama lain,tetapi banyak hal pula perbedaanya. Sejenis tapi tak sama, makin tua semakin maju dan semakin banyak bermacam-macam tingkat peradabannya, terjadi bangsa dengan corak sifat dan tabiat beraneka macam.
Timbulnya deferensiasi bukan hanya melalui pembawaan, tetapi melalui kaitan dengan dunia yang telah mempunyai sejarah dengan peradabannya. Hal ini memberikan keuntungan rohani bagi individu seperti bahasa,agama, adat istiadat dan kebiasaan, paham-paham hukum, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Akan tetapi, betapapun besarnya pengaruh lingkungan sosial terhadap individu, manusia tetap mempunnyai watak dan sifat tertentu yang aktif ditengah-tengah sesama manusia lainnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku masa yang bersangkutan. Individu dalam bertingkah laku menurut pola pribadinya ada dua kemungkinan yaitu, menyimpang dari norma kolektif  kehilangan individualitas  atau takluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi masyarakat seperti adanya tokoh pahlawan atau pengacau. Mencari titik optimum antar dua pola tingkah laku (sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat) dalam situasi yang senantiasa, memberi konotasi “matang” atau “dawasa” dalam konteks sosial. Sebelum “baik” atau “tidak baik” pengaruh individu terhadap masyarakat adalah relatif.
B. PENGERTIAN PERTUMBUHAN
            Walaupun terdapatnya perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari paengalaman atau empiris luar melalui panca indera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexionis.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
a). Pendirian nativistik
Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
Para ahli dari golongan ini menunjukan berbagai kesempatan atau kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Tetapi hal ini akan menimbulkan keragu-raguan apakah kesamaanyang ada antara orang tua dan anaknya benar-benar disebabkan oleh pembawaan sejak lahir karena adanya fasilitas-fasilitas atau hal-hal lain yang dapat memberikan dorongan ke arah kemajuannya.
b). Pendirian Empiristik dan Environmentalistik
Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik. Para ahli berpendapat bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
Jadi menurut pendirian ini menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan. Pendirian semacam ini biasa disebut pendirian yang environmentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari faham empirisme.
Menurut faham ini di dalam pertumbuhan individu itu baik dasar maupun lingkungan kedua – duanya memegang peranan yang penting.
c). Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme   
Kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergensi dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.   
d). Tahap Pertumbuhan Individu berdasar psikologi
Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa                                                                kematangan itu melalui beberapa fase sebagai berikut :
1. Masa vital, yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun
       Pada masa vital ini individu menggunakan funsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued, tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatandan ketidaknikmatan.
2. Masa estetik, yaitu dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
       Masa estetik disebut sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi panca indera. Dalam masa ini pula munculnya gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur 3 sampai 5 tahun.
3. Masa intelektual, dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14    tahun
         Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi matang untuk dididik daripada masa-masa sebelum dan sesudahnya.
4. Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
     Masa sosial atau remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat karena mempunyai sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya. Peranan manusia dewasa harus hidup dalam alam kultur dan harus dapat menempatkan dirinya, diantara nilai-nilai itu maka perlu mengenal dirinya sebagai pendukung maupun pelaksana nilai-nilai tersebut. Untuk itulah maka ia harus mengarahkan dirinya agar dapat menemukan diri , meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru agar dapat menjadi pribadi dewasa.
2. Fungsi-Fungsi Keluarga
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Keluarga pada umumnya, diketahui terdiri dari seorang individu (suami) individu lainnya (istri) yang selalu berusaha menjaga rasa aman dan ketentraman ketika menghadapi suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama. Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan individu sebelum maupun sudah terjun langsung secara individual di masyarakat.
A. PENGERTIAN FUNGSI KELUARGA
Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan     yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pakerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
B. MACAM – MACAM FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Biologis
---> Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan.
b. Fungsi Pemeliharaan
---> Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya terlindung dari gangguan udara, penyakit dan bahaya lainnya.
c. Fungsi Ekonomi
---> Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu, kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya dan kebutuhan tempat tinggal.
d. Fungsi Keagamaan
---> Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Fungsi Sosial
---> Keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat.
3. INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
            1.)Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin,”individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paking kecil dan terbatas.   
2.) Pengertian Keluarga
Ada beberapa pandangan mengenai keluarga. Menurut sigmund freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada libido seksualis. Dengan demikian keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri.
3.) Pengertian Masyarakat
Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.
Kemudian pendapat dari prof. M.M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
Jelasnya : Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan menjadi :
Masyarakat sederhana, Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
Masyarakat Maju, Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Dalam kelompok masyarakat maju, dapat dibedakan lagi menjadi : Kelompok Masyarakat Non Industri dan Industri
Masyarakat non industri, Secara garis besar kelompok ini dapat digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya terjdi lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face to face group. Sifat interaksi bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi dan pembagian kerja diatur atas dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional objektif. Para anggota menerima pembagian kerja atas dasar kemampuan/keahlian tertentu, disamping dituntut target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
Masyarakat industri,  contohnya tukang roti, tukang bubut, tukang sepatu, tukang las, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide - ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama.
4.) HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
A. Makna Individu
   Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.
        Para ahli Psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan. Kegiatan manusia sehari-hari merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raganya. Bukan hanya kegiatan alat-alat tubuh saja, atau bukan hanya aktivitas dari kemampuan-kemampuan jiwa satu persatu terlepas daripada yang lain.
    apabila kita mengamati sesuatu, maka kita bukan hanya melihat sesuatu dengan alat mata kita saja, melainkan juga seluruh minat, dan perhatian yang kita curahkan kepada objek yang kita amati itu. Minat dan perhatian ini sangat dipengaruhi oleh niat dan kebutuhan kita pada waktu itu. Dalam pengamatan suatu objek tersebut keseluruhan jiwa raga kita terlibat dalam proses pengamatan itu, dan tidak hanya indera mata saja.
   Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi (individu) yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya.
B. Makna keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting didalam masyarakat.keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
5 macam sifat terpenting:
a)      Hubungan Suami-istri
b)      Bentuk perkawinan dimana suami-istri itu diadakan dan dipelihara.
c)      Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan.
d)      Milik atau harga benda keluarga.
e)      Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.                                      
C. Makna Masyarakat
Mengenai arti masyarakat ini, baiklah disini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya :
R. Linton : seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat menorganisaikan dirinya berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
M.J Herskovist : menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
J.L. Gilin dan J.P. Gilin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi,sikap dan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan yang lebih kecil.
S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa belanda, mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain. Kalau kita mengikuti definisi linton, maka masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu, yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama dalam waktu lama.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a) Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
b) Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu.
c) Adanya aturan- aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Kurang lebih 81,2 %  dari wilayah Indonesia bertempat tinggal di desa. Desa adalah suatu hasil perpaduan  antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Unsur-unsur desa:
a) Daerah
b) Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk setempat.
c) Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jdi, menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa (rural society).
Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan masyarakat desa:
a) Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu bentuk adaptasi kepada penduduk.
b) Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
c) Faktor bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir dan sebagainya yang harus dihadapi dan dialami bersama.
Jadi, persamaan nasib dan pengalaman menimbulkanhubungan sosial yang lebih akrab. Fungsi desa:
a) Sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok ke kota.
b) Sebagai lumbang bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya, jika dilihat dari sudut potensi ekonomi.
c) Dari segi kegiatan kerja, berfungsi sebagai desa agraris, manufaktur, industri, dan desa nelayan.
Masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Homogenitas Sosial, adalah terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen.
b) Hubungan Primer, dimana hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
c) Kontrol Sosial yang Ketat, dimana hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakatnya saling mengetahui masalahyang dihadapi anggota lainnya.
d) Gotong Royong, dimana semua masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong royong, baik dalam arti gotong royong murni maupun gotong royong timbal balik.
e) Ikatan Sosial, dimana setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat.
f) Magis Religius, dimana kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam.
g) Pola Kehidupan, dimana masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
5. URBANISASI DAN URBANISME
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu:
a) Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota
b) Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa (pada umumnya disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota).
Sehubungan dengan prose tersebut di atas, maka ada beberapa sebab yang mengakibatkan suatu daerah tempat tinggal mempunyai penduduk yang baik. Artinya adalah, sebab suatu daerah mempunyai daya tarik sedemikian rupa, sehingga orang-orang pendatang semakin banyak. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebab-sebabnya adalah sebagai berikut:
1) Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibukota
2) Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk usaha-usaha perdagangan/ perniagaan, seperti misalnya sebuah kota pelabuhan atau sebuah kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan-bahan mentah.
3) Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa.


           




    

             


No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kritik/saran