4/28/2016

IBD - Etika, Estetika, dan Peradaban

Etika

Etika/eti·ka/ /étika/ n ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).

Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :

1.  ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika :

1. Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

2. Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. jadi Etika Normatif merupakan norma - norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:

1. Jenis pertama,etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.

2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama.Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.

3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.

MANFAAT ETIKA

  1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
  2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap dapat yang layak diterima dan ditolak mengambil sikap yang bisa dipertanggungjawabkan.
  3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
  4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang telah dianut oleh petugas.
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Gambar diatas adalah etika dalam berbisnis
Estetika

Estetika/es·te·ti·ka/ /éstétika/ n 1 cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya; 2 kepekaan terhadap seni dan keindahan.

Istilah estetika berasal dari bahasa latin “aestheticus” atau bahasa Yunani “aestheticos” yang bersumber dari kata “aithe” yang berarti merasa.

“Estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung pola. Pola mana mempersatukan bagian-bagian tersebut yang mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan.” (Effendy, 1993).

Macam Ragam Estetika

1. ) Estetik Ilmiah (scientific aesthetics)

Estetik ilmiah juga sering disebut dengan estetik modern dan tidak lagi merupakan cabang filsafat pada abad 20. Dalam abad ke-19 estetis mengalami perkembangan yang berbeda dari sebelumnya karena pembahasan keindahan secara filsafati sudah dianggap tidak memuaskan karena pengertian keindahan terlalu terbatas dan tidak mencakup seni primitif. Jadi para ilmuwan lebih memilih sasaran yang nyata dalam masyarakat yang dapat dipelajari secara empiris dan ilmiah.
    
2. Estetik filsafati (philosophical aesthetics)

Estetik filsafati adalah estetik yang menelaah sasaran - sasarannya secara filsafati. Estetik filsafati juga seiring disebut dengan estetik tradisionil. Namun ada juga yang menyebutnya sebagai estetik analitis, karena estetik ini untuk membedakan estetik yang empiris atau dipelajari secara ilmiah.

3. Estetik Psikologis (psychilogical aesthetics)

Seiring dengan berkembangnya zaman, estetika juga dipelajari oleh ahli - ahli psikologi dengan menggunakan metode ilmu - ilmu psikologi. Dengan demikian semakin lama berkembang pengetahuan ilmiah dalam bidang estetik yang menggunakan metode psikologis.

4. Estetik Matematis

Estetik matematis hampir sama halnya dengan estetik eksperimental yang sama - sama menggunakan metode kuantitatif sebagai perhitungannya. Namun, dalam estetik matematis para ilmuwan menggunakan konsep - konsep matematis.

5. Estetik Eksperimentil (experimental aesthetics)

Estetik eksperimental yaitu estetik berdasarkan penelitian gejala - gejala hayati dengan metode pengukuran, yang biasanya menggunakan metode kuantitatif. Sasaran estetik ini adalah komponen - komponen dasar yang seni yang bisa dicerap dengan panca indra. Penggunaan metode kuantitatif dalam estetik menggunakan pengukuran dan perhitungan untuk menyatakan besarnya nilai keindahan.

Istilah estetika berasal dari bahasa latin “aestheticus” atau bahasa Yunani “aestheticos” yang bersumber dari kata “aithe” yang berarti merasa.  “Estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung pola. Pola mana mempersatukan bagian-bagian tersebut yang mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan.” (Effendy, 1993).
Contoh gambar estetika ilmiah yang bisa menciptakan bentuk bangunan istimewa

Peradaban

Peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan maju. Sedangkan Pengertian peradaban yang lebih luas adalah kumpulan sebuah identitas terluas dari seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya maupun iptek), yang teridentifikasi melalui unsur-unsur obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektif. Istilah "peradaban" dalam bahasa inggris disebut civilization atau dalam bahasa asing lainnya.
Ciri-Ciri Umum Peradaban

Peradaban tersebut mempunyai ciri-ciri atau juga karakteristik yang berguna dalam memperjelas suatu peradaban serta juga berfungsi didalam membedakan suatu peradaban dan kebudayaan.

Berikut ini adalah Ciri-ciri umum sebuah peradaban antara lain ialah sebagai berikut :
  1. Pembangunan suatu kota-kota baru dengan menggunakan tata ruang yang baik, indah, dan juga modern.
  2. Menggunakan Sistem pemerintahan yang tertib dikarenakan terdapat hukum dan juga peraturan.
  3. Berkembangnya bermacam macam ilmu pengetahuan dan juga teknologi yang lebih maju ialah seperti astronomi, kesehatan, bentuk tulisan, dan lain-lain.
  4. Masyarakat yang lebih kompleks dalam berbagai jenis pekerjaan, keahlian, dan juga strata sosial.
Faktor- Faktor Penyebab Perubahan Peradaban  
  1. Globalisasi 
  2. Perubahan lingkungan alam 
  3. Konflik sosial 
  4. Bencana alam 
  5. Penyebaran agama 
  6. Peperangan
  7. Perdagangan 
Peninggalan peradaban manusia di mesir

Peninggalan jejak peradaban agama hindu & buddha di Indonesia
Etika    
     Etika/eti·ka/ /étika/ n ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
     Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
     Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
     Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1.  ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
. Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika :
1. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
2. Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. jadi Etika Normatif merupakan normanorma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:

1. Jenis pertama,etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama.Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.
3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.
MANFAAT ETIKA
1.         Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2.         Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap dapat yang layak diterima dan ditolak mengambil sikap yang bisa dipertanggungjawabkan.
3.         Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4.         Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang telah dianut oleh petugas.
Gambar diatas adalah etika dalam berbisnis
Estetika
     Estetika/es·te·ti·ka/ /éstétika/ n 1 cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya; 2 kepekaan terhadap seni dan keindahan.
     Istilah estetika berasal dari bahasa latin “aestheticus” atau bahasa Yunani “aestheticos” yang bersumber dari kata “aithe” yang berarti merasa.
     “Estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung pola. Pola mana mempersatukan bagian-bagian tersebut yang mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan.” (Effendy, 1993).
Macam Ragam Estetika
1. ) Estetik Ilmiah (scientific aesthetics)
     Estetik ilmiah juga sering disebut dengan estetik modern dan tidak lagi merupakan cabang filsafat pada abad 20. Dalam abad ke-19 estetis mengalami perkembangan yang berbeda dari sebelumnya karena pembahasan keindahan secara filsafati sudah dianggap tidak memuaskan karena pengertian keindahan terlalu terbatas dan tidak mencakup seni primitif. Jadi para ilmuwan lebih memilih sasaran yang nyata dalam masyarakat yang dapat dipelajari secara empiris dan ilmiah.
    
2. Estetik filsafati (philosophical aesthetics)
Estetik filsafati adalah estetik yang menelaah sasaran - sasarannya secara filsafati. Estetik filsafati juga seiring disebut dengan estetik tradisionil. Namun ada juga yang menyebutnya sebagai estetik analitis, karena estetik ini untuk membedakan estetik yang empiris atau dipelajari secara ilmiah.

3. Estetik Psikologis (psychilogical aesthetics)
     Seiring dengan berkembangnya zaman, estetika juga dipelajari oleh ahli - ahli psikologi dengan menggunakan metode ilmu - ilmu psikologi. Dengan demikian semakin lama berkembang pengetahuan ilmiah dalam bidang estetik yang menggunakan metode psikologis.

4. Estetik Matematis
     Estetik matematis hampir sama halnya dengan estetik eksperimental yang sama - sama menggunakan metode kuantitatif sebagai perhitungannya. Namun, dalam estetik matematis para ilmuwan menggunakan konsep - konsep matematis.

5. Estetik Eksperimentil (experimental aesthetics)
     Estetik eksperimental yaitu estetik berdasarkan penelitian gejala - gejala hayati dengan metode pengukuran, yang biasanya menggunakan metode kuantitatif. Sasaran estetik ini adalah komponen - komponen dasar yang seni yang bisa dicerap dengan panca indra. Penggunaan metode kuantitatif dalam estetik menggunakan pengukuran dan perhitungan untuk menyatakan besarnya nilai keindahan.
Contoh gambar estetika ilmiah yang bisa menciptakan bentuk bangunan istimewa
Peradaban
Peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan maju. Sedangkan Pengertian peradaban yang lebih luas adalah kumpulan sebuah identitas terluas dari seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya maupun iptek), yang teridentifikasi melalui unsur-unsur obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektif. Istilah "peradaban" dalam bahasa inggris disebut civilization atau dalam bahasa asing lainnya .
Ciri-Ciri Umum Peradaban
     Peradaban tersebut mempunyai ciri-ciri atau juga karakteristik yang berguna dalam memperjelas suatu peradaban serta juga berfungsi didalam membedakan suatu peradaban dan kebudayaan.
Berikut ini adalah Ciri-ciri umum sebuah peradaban antara lain ialah sebagai berikut :
  1. Pembangunan suatu kota-kota baru dengan menggunakan tata ruang yang baik, indah, dan juga modern.
  2. Menggunakan Sistem pemerintahan yang tertib dikarenakan terdapat hukum dan juga peraturan.
  3. Berkembangnya bermacam macam ilmu pengetahuan dan juga teknologi yang lebih maju ialah seperti astronomi, kesehatan, bentuk tulisan, dan lain-lain.
  4. Masyarakat yang lebih kompleks dalam berbagai jenis pekerjaan, keahlian, dan juga strata sosial.
Faktor- Faktor Penyebab Perubahan Peradaban  
1. Globalisasi 
2. Perubahan lingkungan alam 
3. Konflik sosial 
4. Bencana alam 
5. Penyebaran agama 
6. Peperangan
7. Perdagangan 

Peninggalan peradaban manusia di mesir

Peninggalan jejak peradaban agama hindu & buddha di Indonesia

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kritik/saran