3/20/2016

GLOBALISASI DAN CARA MENGHADAPINYA

Masyarakat Indonesia, dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari arus derasnya kompleksitas perubahan (Inovasi) sebagai akibat canggihnya teknologi informasi, telekomunikasi , tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar bebas,serta tingkat efisiensi dan kompetitif yang tinggi di berbagai bidang kehidupan. Suka/ tidak suka, mau/tidak bangsa Indonesia harus mengikutinya jika tidak akan ketinggalan dan mungkin disebut Negara “primitif”

Globalisasi adalah suatu proses tatanan sosial yang mendunia dan tidak berbatas atau tak mengenal batas wilayah. Globalisasi  adalah suatu proses dari gagasan yang sengaja dicari dan dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)

Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme

1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat

2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

4. Bagi generasi muda grereja, globalisasi telah menyejarah. Meskipun, tampaknya, globalisasi adalah proses sengaja untuk penguasaan ekonomi dan politik oleh negara-negara kapitalis. Kaum muda gereja yang sementara berada ada dalam realitas sejarah itu, adalah orang-orang muda, yang sementara berada dalam dunianya yang dinamis, kreatif, inovatif, suka tantangan dan hal-hal yang baru. Meski secara psikologis kaum muda gereja mencirikan itu, namun, identitas yang mestinya menjadi spiritnya adalah nilai-nilai kekristenan.

Kaum muda Kristen, idealnya adalah orang-orang muda yang dengan komitmen penuh, tapi kreatif dan inovatif ikut ambil bagian menjadi media atau agen untuk menjalankan misi Allah (Missio Dei), yaitu menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah di muka bumi ini. Apa tanda-tanda kerajaan Allah itu? Dalam refleksi iman, tanda-tanda kerajaan Allah itu berupa keadilan, kebenaran dan panggilan kemanusiaan. Itulah yang kita sebut-sebut dengan ’syalom”, damai sejahtera untuk sekalian alam ini.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme

1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah  arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya  rasa nasionalisme bangsa akan hilang

2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri   karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri  menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa  Indonesia.

3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai  bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh  masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,   karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat  menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu  kehidupan nasional bangsa.

5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku   sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan  kehidupan bangsa.

6. Gereja pun muda dikomersialisasi. Hal ini tentu memberi dampak pada kehidupan keagamaan atau religiusitas. Gereja yang merupakan perkumpulan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, mau atau tidak mau, sadar atau tidak sadar ada dalam pengaruh globalisasi yang menyebarkan ide-ide dan gagasan-gagasan itu. Tapi, globalisasi sesuatu  kenyataan yang tidak mungkin kita tolak. Masyarakat penghuni bumi sudah terlanjur diintegrasikan oleh kuasa politik , ekonomi yang menaklukan itu. Makanya, jika kaum muda diam, maka peradaban dan kehidupan keagamaan kita akan tergilas oleh arus kuasa itu. Melawan globalisasi mungkin tidak efektif langsung menerjang kuasa-kuasa itu. Barangkali kita perlu membuat ”arus balik”, yaitu mengglobal dari lokus kita atau menunggangi globalisasi untuk survive menggapai masa depan.

Pengaruh - pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif.

https://3rik97.wordpress.com/2013/04/13/pengaruh-globalisasi-bagi-indonesia/

KIAT MENGHADAPI GLOBALISASI

Hidup di zaman Globalisasi seperti ini memang sedikit sulit dalam menghadapinya karena banyak sekali pengaruh – pengaruh atau godaan yang bisa menjerumuskan setiap manusia ke dalam hal yang kuang baik, kebanyakan orang sudah terjerumus ke dalam efek negatif dari Globalisasi ini karena mereka tidak bisa mengontrol dirinya dan tidak mengerti akan budaya asli dimana ia tinggal. Saya sebagai warga indonesia memilih mengikuti arus Globalisasi karena saya ditakdirkan untuk hidup di zaman ini tetapi tidak benar – benar melupakan begitu saja budaya yang ada di negara asal saya Indonesia, berusaha untuk tidak terjerumus ke dalam efek negatif Globalisasi yang pada umumnya tidak baik untuk dilakukan. 

Dalam menghadapinya ini saya harus banyak memikirkan efek jangka panjangnya agar benar – benar tidak terpengaruh oleh efek negatif Globalisasi, dalam zaman Globalisasi ini memang tidak hanya terdapat efek negatif tetapi ada efek positif nya juga contohnya seperti kemajuan sistem teknologi di seluruh dunia jadi pintar – pintar lah dalam menghadapi zaman Globalisasi.

GLOBALISASI DAN KIAT – KIAT DALAM MENGHADAPINYA

Masyarakat Indonesia, dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari arus derasnya kompleksitas perubahan (Inovasi) sebagai akibat canggihnya teknologi informasi, telekomunikasi , tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar bebas,serta tingkat efisiensi dan kompetitif yang tinggi di berbagai bidang kehidupan. Suka/ tidak suka, mau/tidak bangsa Indonesia harus mengikutinya jika tidak akan ketinggalan dan mungkin disebut Negara “primitif”

Globalisasi adalah suatu proses tatanan sosial yang mendunia dan tidak berbatas atau tak mengenal batas wilayah. Globalisasi  adalah suatu proses dari gagasan yang sengaja dicari dan dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)

Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme

1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat

2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

4. Bagi generasi muda grereja, globalisasi telah menyejarah. Meskipun, tampaknya, globalisasi adalah proses sengaja untuk penguasaan ekonomi dan politik oleh negara-negara kapitalis. Kaum muda gereja yang sementara berada ada dalam realitas sejarah itu, adalah orang-orang muda, yang sementara berada dalam dunianya yang dinamis, kreatif, inovatif, suka tantangan dan hal-hal yang baru. Meski secara psikologis kaum muda gereja mencirikan itu, namun, identitas yang mestinya menjadi spiritnya adalah nilai-nilai kekristenan.

Kaum muda Kristen, idealnya adalah orang-orang muda yang dengan komitmen penuh, tapi kreatif dan inovatif ikut ambil bagian menjadi media atau agen untuk menjalankan misi Allah (Missio Dei), yaitu menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah di muka bumi ini. Apa tanda-tanda kerajaan Allah itu? Dalam refleksi iman, tanda-tanda kerajaan Allah itu berupa keadilan, kebenaran dan panggilan kemanusiaan. Itulah yang kita sebut-sebut dengan ’syalom”, damai sejahtera untuk sekalian alam ini.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme

1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah  arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya  rasa nasionalisme bangsa akan hilang

2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri   karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri  menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa  Indonesia.

3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai  bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh  masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,   karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat  menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu  kehidupan nasional bangsa.

5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku   sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan  kehidupan bangsa.

6. Gereja pun muda dikomersialisasi. Hal ini tentu memberi dampak pada kehidupan keagamaan atau religiusitas. Gereja yang merupakan perkumpulan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, mau atau tidak mau, sadar atau tidak sadar ada dalam pengaruh globalisasi yang menyebarkan ide-ide dan gagasan-gagasan itu. Tapi, globalisasi sesuatu  kenyataan yang tidak mungkin kita tolak. Masyarakat penghuni bumi sudah terlanjur diintegrasikan oleh kuasa politik , ekonomi yang menaklukan itu. Makanya, jika kaum muda diam, maka peradaban dan kehidupan keagamaan kita akan tergilas oleh arus kuasa itu. Melawan globalisasi mungkin tidak efektif langsung menerjang kuasa-kuasa itu. Barangkali kita perlu membuat ”arus balik”, yaitu mengglobal dari lokus kita atau menunggangi globalisasi untuk survive menggapai masa depan.

Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif.

https://3rik97.wordpress.com/2013/04/13/pengaruh-globalisasi-bagi-indonesia/

KIAT MENGHADAPI GLOBALISASI

Hidup di zaman Globalisasi seperti ini memang sedikit sulit dalam menghadapinya karena banyak sekali pengaruh – pengaruh atau godaan yang bisa menjerumuskan setiap manusia ke dalam hal yang kuang baik, kebanyakan orang sudah terjerumus ke dalam efek negatif dari Globalisasi ini karena mereka tidak bisa mengontrol dirinya dan tidak mengerti akan budaya asli dimana ia tinggal. Saya sebagai warga indonesia memilih mengikuti arus Globalisasi karena saya ditakdirkan untuk hidup di zaman ini tetapi tidak benar – benar melupakan begitu saja budaya yang ada di negara asal saya Indonesia, berusaha untuk tidak terjerumus ke dalam efek negatif Globalisasi yang pada umumnya tidak baik untuk dilakukan. Dalam menghadapinya ini saya harus banyak memikirkan efek jangka panjangnya agar benar – benar tidak terpengaruh oleh efek negatif Globalisasi, dalam zaman Globalisasi ini memang tidak hanya terdapat efek negatif tetapi ada efek positif nya juga contohnya seperti kemajuan sistem teknologi di seluruh dunia jadi pintar – pintar lah dalam menghadapi zaman Globalisasi.

 

 

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kritik/saran